Setelah
melalui proses pencetakan /moulding, hard candy tetap diperiksa kualitasnya
antara lain :
1)
Kadar Air
Metode yang dilakukan yaitu
metode Karl Fischer Titrator
2)
Bobot
dan kenampakan produk
Produk yang mengalami penyimpangan harus
segera di block, selanjutnya disortir. Penyimpangan pada hard candy mengenai performa produk antara lain:
§ Bobot yang tidak standar yaitu bobot
permen karena kurang dari standar atau lebih dari standar.
§ Tailing, yaitu penyimpangan pada mutu hard candy karena permen memiliki ekor
yang melebihi batas toleransi
§ Piping, yaitu
penyimpangan pada mutu hard candy
karena permen berekor penuh melebihi batas toleransi dan berbentuk lonjong
seperti pipa
§ Brittle, yaitu permen yang tidak standar karena
mudah pecah saat dijatuhkan ke tanah
§ Air
bubble, yaitu permen yang
tidak masuk standar karena terdapatnya gelembung udara pada candy diluar batas toleransi.
§ Surface
deffect/crack yaitu permen
tidak standar karena retak- retak pada permukaan ataupun berongga sehingga
bentuk tidak standar.
§ No
syrup atau leaking syrup yaitu permen tidak ada filling sirupnya atau bocor akibat
kesalahan moulding.
3)
Pemeriksaan
kemasan
Kemasan
yang baik hendaknya :
§ Kemasan tidak mengalami keruakan pada
aspek kritikal parameter yaitu reject/rusak,
empty/kosong, leaking visual/bocor, leaking
pada tekanan 500 mmHg, seal sobek, seal miring, seal melipat, miss
printing/salah cetak, dan renceng.
§ Kemasan tidak mengalami kerusakan pada
aspek non kritikal parameter yaitu brand
tidak simetris, seal bersayap, overlap,
overheat, dan seal cacat.
§ Tidak mengalami kesalahan dalam coding
4)
Penampilan pada copacking finished product
Secara
berkala produk yang sudah mengalami packing
dikontrol kualitasnya, antara lain :
§ Pemeriksaan kelekatan isolasi karton
§ Pemeriksaan kerapihan sealing karton
§ Pemeriksaan performa karton ( apakah
kotor, bersih, rusak atau baik )
§ Isi permen ( apakah under counting /isi kurang dari jumlah standar
atau over counting/isi lebih dari
standar )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar